Pernahkah berkunjung ke perpustakaan? Kebanyakan orang pasti menganggap perpustakaan adalah sebuah gedung tempat menyimpan buku yang sudah terkikis oleh zaman yang serba digital seperti sekarang ini. “Apa perpustakaan sekarang masih banyak dikunjungi? Sekarang kan apa-apa sudah menggunakan handphone? Tinggal buka google semuanya sudah ketemu” kata salah satu orang yang berkunjung ke perpustakaan pun belum pernah.

Perpustakaan mempunyai peran untuk mengembangkan minat baca khususnya pada anak. Masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting untuk membentuk pola pikir anak dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik sejak dini. Pada masa itu keingin tahuan anak akan suatu hal sangat tinggi. Apalagi di zaman modern seperti ini, anak cenderung mencari informasi-informasi di internet ketimbang di buku.

Kebiasaan untuk membaca sejak dini dapat menumbuhkan daya nalar dan fokus. Bagi sebagian orang, membaca memang suatu hal yang membosankan karena hanya melihat huruf-huruf berjejer rapi membentuk sebuah kalimat. Lain orang lain cerita. Bagi sebagian orang yang lain membaca membuat mereka menemukan kesenangannya sendiri. Membaca bisa membuat imajinasi muncul. Seperti contoh pada buku Petualangan si Kancil karya Prih Suharto. Dikisahkan bahwa pada suatu hari yang cerah, tanpa alasan yang jelas, Kancil berlari-larian ke sana-kemari. Kancil tidak dikejar siapa-siapa, juga tidak mengejar siapa-siapa. Kancil hanya ingin berlari-lari ke sana-kemari, itu saja. Setelah berlari-lari cukup lama, Kancil kelelahan dan tertidur di bawah sebuah pohon besar. Secara tidak langsung pembaca dibawa masuk ke dalam cerita dimana kita diajak untuk berimajinasi membayangkan keadaan yang terjadi pada cerita yaitu di suatu hari yang cerah ada seekor Kancil yang sedang berlari-lari ke sana-kemari kemudian kelelahan dan tertidur di sebuah pohon besar. Tanpa kita sadari imajinasi inilah yang bisa menumbuhkan kreatifitas pada anak.

Anak di zaman sekarang lebih menyukai gadget daripada buku. Di gadget bisa ditemukan banyak games-games yang seru dan menyenangkan. Tetapi, bukankah dampak negatif yang ditimbulkan juga banyak? Perpustakaan terkesan kuno dan membosankan tetapi bisa ditemukan banyak manfaat yang ada disana. Dengan membaca bisa meminimalkan penggunaan gadget pada anak. Mengenalkan perpustakaan kepada anak sejak dini bisa dilakukan dengan cara berkunjung ke perpustakaan. Misalnya pada saat pulang sekolah atau pada saat diadakannya kegiatan rekreasi sekolah.

Pada dasarnya, fungsi perpustakaan bukan hanya sebagai tempat penyimpanan buku-buku yang tertata rapi. Tapi tahukah anda bahwa pepustakaan juga mempunyai fungsi rekreasi? Rekreasi kok diperpustakaan? Ya benar, salah satu fungsi perpustakaan adalah rekreasi. Perpustakaan juga menyediakan mainan edukasi. Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang salah satunya. Berbagai mainan edukasi ada disini antara lain papan berpaku, set bangun persegi, diagram luas, tangram, macam-macam bangun datar, volume kubus balok dan kubus satuan, menara telur, kereta angka, balok tank, balok pesawat, kotak abjad, boneka tangan keluarga, puzzle panca indera, puzzle hijaiyah, puzzle kendaraan, dan masih banyak lagi.  Rencananya tahun depan (2023) perpustakaan kita dianggarkan untuk membeli smart games, mudah-mudahan terealisasi ya.  Penyediaan smart games ini  dimaksudkan agar anak-anak kita dapat mengenal mainan teknologi terbaru selain untuk meningkatkan IQ serta daya imaginasi kreativitas mereka.

Selain mainan edukasi, di Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang juga menyediakan berbagai macam buku yang dapat dibaca ditempat dan dipinjamkan. Khusus untuk anak, terdapat berbagai macam buku fiksi anak yang dapat dibaca ditempat atau dipinjam untuk dibaca di rumah. Anak dapat memilih buku yang diinginkannya. Ada berbagai macam buku cerita bergambar yang siap menemani kunjungan anak di perpustakaan. Tidak hanya mainan edukasi dan buku, anak yang berkunjung di Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang juga akan diajak bermain dan belajar dengan Pustakawan yang ada disini. Bermain misalnya bernyanyi bersama atau bisa juga bernyanyi dengan menggunakan gerakan tangan. Sedangkan belajar misalnya bercerita dan  mendongeng. Ini bisa menjadi sarana anak untuk melatih kepercayaan diri pada anak.

Bahan bacaan ataupun segala macam bentuk informasi untuk anak anak kini bisa diakses secara gampang melalui smartphone, Google sebagai mesin pencari informasi telah memainkan peran Perpustakaan itu sendiri, perpustakaan digital.  Hal ini  memang merupakan sebuah terobosan besar dalam dunia literasi kita, namun selain sisi positif kehadirannya masih membawa segudang dampak negatif yang perlu penanganan secara serius oleh semua pihak seperti hoax, bullying, maupun perang opini,cyber war yg sedemikian gencar dan cepat bagai tak berjarak.  Lain halnya dengan perpustakaan-perpustakaan konvensional yang ada sebagaimana perpustakaan umum maupun daerah dengan seabrek ke-manual-annya, namun keberadaannya masih sangat dibutuhkan, dimana perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca dan mencari buku, tapi juga merupakan wadah untuk bersosialisasi, berdiskusi serta berekreasi yang positif di tengah-tengah maraknya tempat hiburan dan bermain yang tidak layak dikunjungi oleh anak-anak kita. _nes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *