Melihat dari judulnya, mungkin semua berpikir kalau kursus ini akan belajar mengenai cara bermain gitar ukulele yang merupakan kesenian asli hawai yang memiliki jumlah senar 4. Namun sebenarnya kursus ini diadakan dengan maksud untuk belajar cara bermain kentrung. Gitar kentrung sering salah kaprah disebut sebagai gitar ukulele meskipun jumlah senarnya hanya 3 bukan 4 seperti aslinya.
Sengaja kami pilih judul tersebut untuk membangkitkan reaksi dan rasa penasaran pembaca agar bertanya-tanya dan menelusuri lebih jauh apa sih sebetulnya ukulele itu. Sobat bisa cari tahu persamaan dan perbedaan antara kentrung dan ukulele di google ataupun mesin pencari lainnya.
Konon katanya, Kentrung adalah kesenian asli indonesia yang berasal dari pantai utara pulau jawa. Sedangkan ukulele adalah alat musik petik sejenis gitar berukuran kecil, panjang kurang lebih 20 inci, dan merupakan alat musik asli hawaii yang cara memainkannya cukup menggunakan satu atau dua kunci dasar saja. Menarik bukan?.
Tentu hal tersebut juga menarik perhatian kami dari Dinas kearsipan dan perpustakaan kabupaten Rembang untuk berupaya di tahun 2022 ini bisa menyelenggarakan kursus gitar ukulele tersebut. Selain karena keunikannya, faktor lain yang menjadi perhatian kami adalah kurangnya minat kaum muda untuk mempelajari dan bisa memainkan alat musik yang satu ini. Hal yang menjadikannya kurang menarik bisa saja karena image kentrung di mata masyarakat yang identik dengan ngamen yang terkesan kurang elegan dan tidak berkelas. Sehingga banyak sekali yang hanya sebatas bertanya-tanya ketika pendaftaran kursus ini dibuka namun pada akhirnya urung untuk mendaftarkan diri ikut kursus ini, hal ini terbukti dari jumlah pendaftar yang relatif sedikit (9 orang saja) meskipun waktu pendaftarannya sempat diperpanjang.
Tantangan bagi kami untuk melestarikan alat musik kentrung dan mengangkat citranya di mata masyarakat, kami akhirnya menggandeng sang maestro kentrung asal Rembang (Lasem tepatnya), bp Danang Swastika yang juga merupakan personil keroncong 3 negri asli dari Kota dampo awang ini sebagai mentornya. Kursus pun terselenggara selama 4 minggu (10 jam pertemuan) dari sejak awal september dimulai. Berbagai teknik seperti titilan, engkel, dobel, crung dan lain-lain variasi telah diperkenalkan oleh beliau kepada seluruh peserta kursus. Kata beliau “semuanya butuh proses untuk jadi mahir, kuncinya rutin berlatih di rumah”.
Alhamdulillah, tanggal 23 september 2022 pukul 16.00 WiB, kursus ukulele terakhir minggu keempat telah selesai ditandai dengan penyerahan piagam, pembagian gitar ukulele ke semua peserta dan foto bareng. Semoga kentrung dimasa yang akan datang semakin membumi di karya musik indonesia dan tidak punah sebagai warisan budaya yang indah dan mempesona. #en
https://youtu.be/VuNxzBqj70Mhttps://youtu.be/k4q0U-Es5-8https://youtu.be/hWl8UB_G2RIhttps://youtu.be/OXrVoDhUQi0