Beberapa waktu yang lalu tepatnya Hari Rabu tanggal 27 September 2022, Bidang Perpustakaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Rembang  berkunjung dalam rangka penelusuran naskah kuno yang ada di Museum Nyah Lasem yang terletak di Jalan Karangturi V No.2, Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Lasem dikenal sebagai Tiongkok Kecil. Hal ini dikarenakan daerah ini menjadi tempat awal etnis Tionghoa mendarat di Pulau Jawa. Jejak tersebut masih bisa dilihat dengan masih dijumpainya bangunan-bangunan yang masih memiliki gaya arsitektur kuno. Salah satunya yakni bangunan yang dijadikan Museum Nyah Lasem di Desa Karangturi.

Di halaman depan Museum Nyah Lasem terdapat beberapa pohon mangga dan pohon rindang yang beberapa batangnya ditutup menggunakan kain batik Lasem sebagai ciri khas batik di Kabupaten Rembang. Bangunan utama rumah itu terbuat dari papan kayu yang menjulang tinggi dan berpintu besar. Lantai bagian dalam bangunan museum ini pun menggunakan papan seperti rumah gladak pada umumnya.

Di teras depan terdapat sederet foto beberapa orang keturunan Tionghoa. Pendiri Yayasan Lasem Heritage. Museum Nyah Lasem adalah rumah milik seorang pedagang batik bernama Soe San Tio.

 

Di Museum Nyah Lasem tersimpan berbagai barang peninggalan keluarga Soe San Tio, misalkan peralatan rumah tangga, seperti baskom, tampah dan botol-botol kaca berukuran kecil hingga besar. Ada pula beberapa koleksi batik produksi Tio Swan Sien, peralatan membatik, replika batik cap, sampai catatan pesanan batik produksi Tio Swan Sien. Selain itu terdapat pula dokumen perdagangan, kuitansi, dan surat-surat pemilik perusahaan batik Tio Swan Sien serta mesin jahit manual, uang kuno, dan koleksi perangko. Di halaman belakang, pengunjung museum akan melihat bekas tempat produksi batik yang mana hingga saat ini masi terdapat manequin, kompor, panci besar, bak plastik, wajan, saringan dan gawangan.

Hingga saat ini museum ini dikelola oleh Yayasan Lasem Heritage dan minim sekali sentuhan pemerintah kabupaten. Alangkah lebih baik apabila Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Dinas Pariwisata serta OPD terkait lainnya bisa bekerjasama melestarikan serta mengembangkan museum Nyah Lasem ini sesuai tugas dan peran masing-masing.

Untuk ke depannya,  Pemerintah Kabupaten Rembang seyogyanya memberikan perhatian lebih bagi pengembangan sarana dan prasarana Museum Nyah Lasem agar koleksi yang dipamerkan lebih berkualitas dan bervariasi mengingat masih banyak koleksi yang kurang layak penyajiannya (hanya berbentuk fotokopi terbungkus plastik, banyak koleksi yang berdebu, dll). Lebih jauh lagi diharapkan di tingkat kabupaten ada semacam galeri arsip yang bisa menampung dokumen (arsip) dan koleksi sejarah tentang Rembang (tidak hanya tentang Lasem) yang dilengkapi dengan video edukasi/animasi/diorama yang ditampilkan dan bisa dikunjungi oleh masyarakat  serta wisatawan yang datang ke Rembang sehingga bisa menambah pengetahuan masyarakat mengenai sejarah dan kekayaan budaya etnis Rembang.